Toska Alami Air Terjun Kedung Pedut



Saya belum pernah dengar tentang Air Terjun Kedung Pedut sebelum jalan-jalan ke Kulon Progo kali ini. Tapi, air terjun ini ternyata jadi salah satu tempat yang masuk daftar perlu dikunjungi di Kulon Progo oleh masyarakat setempat. Berbekal sontekan dari Google, saya jadi tahu keunggulan tempat ini: airnya yang berwarna toska alami.


Saya kurang tahu persis hari dan jam buka tempat ini. Kami sendiri waktu itu datang di hari kerja sekitar pukul setengah 5 sore, bisa dibilang terlalu sore. Banyak yang bilang, sebaiknya menghindari musim hujan karena warna air terjunnya berubah kecokelatan di musim tersebut. Air Terjun Kedung Pedut bisa ditengok di Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

Air Terjun Kedung Pedut belum ada tiga tahun dibuka untuk umum. Air terjun ini buka pertama kali pada Februari 2015 lalu. Mungkin ini sebabnya harga tiket masuknya masih termasuk murah. Turis domestik dikenakan biaya sebesar Rp6.000 dan turis asing sebesar Rp20.000. Lalu, untuk parkir mobil dikenakan biaya sebesar Rp10.000.

Dari lahan parkir, kita perlu melalui jalan setapak selama kurang lebih 20 menit untuk mencapai air terjun. Saya sampai excited sendiri karena jalan ini menembus tengah-tengah hutan. Tentunya, kondisi sekitarnya masih asri dan alami. Kita bisa melihat bebatuan dengan latar belakang persawahan yang menggunakan metode terasering.

Sebenarnya, saat berjalan kaki menuju air terjun, saya melihat spot untuk mencoba flying fox dan beberapa spot untuk berfoto. Saya makin semangat karena sudah terbayang serunya meluncur di ketinggian di tengah-tengah keasrian alam. Sayangnya, spot ini sepertinya sudah tutup karena kami datang terlalu sore.

Penamaan air terjun ini punya arti tersendiri. Dalam bahasa Jawa, ‘kedung’ berarti ‘kubangan’, ‘genangan air yang cukup dalam’, atau ‘kolam’. Lalu, ‘pedut’ berarti ‘kabut’. Saya kurang mengerti makna kata terakhir karena saya justru nggak menemukan kabut di tempat ini.

Di Air Terjun Kedung Pedut, nggak hanya ada satu kolam. Kita bisa melihat banyak kedung lain seperti Kedung Anyes, Kedung Lanang, Kedung Merak, Kedung Merang, atau Kedung Wedok. Masing-masing kedung ini memiliki kedalaman yang berbeda-beda mulai dari satu sampai lima meter.

Salah satu kedung

Walaupun berupa tempat wisata air terjun, tempat ini nggak dikemas seadanya untuk turis. Sekitar kedung-nya dilengkapi toilet, gardu pandang, serta jembatan, pancuran, dan tempat-tempat bersantai yang terbuat dari bambu.

Jembatan bambu

Tujuan utama turis datang ke Air Terjun Kedung Pedut tentunya untuk berenang di kolam. Saya lihat anak-anak betah bermain di sini karena mereka bisa loncat dari ketinggian dan menyebur ke kolam. Sesudahnya, mereka juga bisa mandi di pancuran yang airnya bersumber dari tujuh sumber mata air. Berlama-lama berenang di sini nggak membuat kulit menjadi kering atau mata menjadi pedih karena kolamnya bebas dari kaporit.

Kalau memang membawa persiapan baju ganti saat datang ke sini, nggak ada salahnya menyempatkan diri untuk berendam. Pihak Air Terjun Kedung Pedut sudah menyediakan fasilitas loker untuk meletakkan barang-barang bawaan. Sewa lokernya hanya dikenakan biaya Rp 5.000.


Photos by Amadea

No comments:

Post a Comment