Ketinggian termasuk salah satu hal yang
menarik perhatian saya, karena rasa takut terjatuh dari tempat tinggi biasanya dapat
memacu adrenalin kita. Tapi, mencoba ayunan langit kali ini datangnya dari
inisiatif bapak saya. Buat mantan anak gunung yang masih sering jalan-jalan
seperti dia, berayun di langit-langit sekilas mungkin nggak ada hebatnya.
Namun, saya tetap merasa perlu mengacungi jempol mengingat dia sebenarnya punya phobia ketinggian dan riwayat sakit
jantung.
Tertarik berayun di langit-langit untuk
mengisi liburan di Yogyakarta artinya tinggal datang ke Ayunan Langit Watu
Jaran antara pukul 08.00-16.00 WIB. Letak persis tempat ini ada di Sabrangkidul
RT 10 RW 05, Purwosari, Girimulyo, Purwosari, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
Tempat ini memang baru beroperasi selama dua bulan saat kami ke sana, tapi
akses jalannya terhitung sudah cukup mulus bagi kendaraan roda dua dan roda
empat.
Sampai di Watu
Jaran, kita nggak bisa langsung tiba di spot
berayun. Kita perlu parkir di lahan yang sudah disediakan terlebih dulu. Biaya
parkir motor dipatok Rp2.000 dan mobil Rp5.000. Dari tempat parkir
ini, barulah kita bisa naik ojek untuk tiba di spot berayun. Jasa ojek disediakan mengingat jalan menuju spot yang kecil dan curam termasuk berbahaya untuk dilalui sendiri. Pergi dan pulang dengan ojek ini dibutuhkan
biaya Rp15.000.
Turun dari
ojek, kita akan langsung berhadapan dengan bukit yang sangat tinggi. Tinggi Bukit Watu Jaran sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Ayunan langit
yang banyak diincar turis letaknya ada di pinggir tebing di atas bukit ini. Ayunan
menghadap jurang dengan kedalaman sekitar enam meter. Sayangnya, bagian
pinggir tebing nggak dilengkapi pagar dan hanya ditancapkan papan peringatan.
Kombinasi ini sukses menjadikan Ayunan Langit Watu Jaran harus dikunjungi
dengan ekstra hati-hati bagi orang tua yang membawa anak kecil.
Ayunan langit
bertumpu pada tiang pancang setinggi sepuluh meter. Kabarnya, ayunan ini mampu membawa
beban sampai 500 kilogram. Salah satu karyawan sempat cerita kalau ayunan ini pernah dicoba oleh turis asal Malaysia yang berat badannya sekitar 150 kilogram. Peralatan ayunannya sendiri dibuat dari baja agar tahan dari korosi
dan dilengkapi empat batang besi. Ayunan ini juga diperiksa secara berkala oleh
pengelola untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan.
Sebelum mencoba
ayunan langit, turis tentu nggak diizinkan berayun begitu saja. Kita akan
diberi pengaman berupa harness dan tali
yang dikaitkan pada ayunan. Kalau sudah merasa aman dengan kondisi ayunan, selanjutnya
kita hanya perlu membayar Rp20.000 untuk berayun. Kita dibolehkan mencoba dua
posisi, baik membelakangi atau menghadap jurang. Saya sendiri lebih suka posisi
menghadap jurang karena bahayanya lebih terasa.
Perjalanan ke
Bukit Watu Jaran nggak akan sia-sia kalau tiba-tiba nyali mengecil dan kita memutuskan untuk batal
berayun. Di bukit ini, terdapat spot
untuk mengambil foto dengan latar belakang Perbukitan Menoreh. Tapi, sebaiknya
tetap berjalan dengan hati-hati saat melakukan pengambilan foto.
No comments:
Post a Comment