Nama Woobar sudah sering saya dengar
sejak baru dibuka pada tahun 2011 silam. Tapi, saya baru tahu banyak tentang bar ini dari cerita teman
saya, Vali dan Vera, setelah ketemuan dengan mereka di Bali sekitar empat tahun lalu. Mereka, yang sebenarnya
tinggal di Jakarta dan kuliah di Bandung, saat itu sedang magang di Bali
sehingga punya kesempatan untuk mengeksplor tempat-tempat keren di Bali. Bikin
iri, ya?
Nah, sebelum resmi kembali menghadapi
realita di Jakarta setelah liburan kali ini, saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk mengunjungi
Woobar. Kebetulan, kami mendapat flight
malam dan masih punya banyak waktu untuk bersantai sampai sore. Bar ini sendiri berada dalam W Retreat
& Spa Bali, tepatnya di Jalan Petitenget, Kerobokan, Seminyak.
Woobar buka dari jam sepuluh pagi
sampai dua pagi untuk hari Jumat dan Sabtu, lalu buka dari jam sepuluh pagi
sampai satu pagi untuk hari Minggu dan Senin. Bar ini memiliki atmosfer yang casual
dan stylish. Keseluruhan bar ini menempati tempat terbuka.
Walaupun terdapat area yang beratap, area ini nggak terpisah dari area yang
tanpa atap. Kita juga tetap bisa melihat pemandangan dengan leluasa dari area
ini.
Nggak jauh berbeda dengan Rock Bar,
Woobar juga menyediakan area dipenuhi sofa-sofa nyaman. Di area ini lah, saya
melihat banyak pohon kelapa dan paper
lantern yang tersebar di sana-sini. Sayangnya, saat kami datang, semua sofa
ini terisi penuh. Maklum, hari itu memang hari Sabtu dan agak aneh rasanya
kalau tempat ini justru sepi.
Kami akhirnya duduk di deretan meja dan
bangku kayu panjang. Asiknya, Woobar nggak menetapkan minimum order untuk bisa duduk di tempat ini. Alhasil kami hanya
pesan minum karena sebelumnya sudah makan berat di Biku.
Kolam renang jadi salah satu kelebihan
Woobar dibandingkan bar-bar lain.
Kita bebas bolak-balik berenang di kolam renang tersebut saat datang ke Woobar.
Nah, tempat yang kami duduki jadi tempat ideal kalau memang tertarik berenang
karena letaknya dekat dari pinggir kolam renang dan bahan kayunya nggak merepotkan
kalau basah terkena air. Kalau memang lupa membawa handuk seperti teman-teman
saya saat itu, kita bisa meminjam handuk dari Woobar. Charge yang dikenakan untuk satu handuk sebesar Rp40.000.
Di samping kolam renang, akses langsung
ke pantai jadi keunggulan Woobar. Gatal berjalan-jalan di pasir atau
mencelupkan kaki di laut berarti tinggal menuju bagian belakang Woobar.
Walaupun nggak berpagar, akses ini tetap dijaga oleh security guard.
Sayangnya, pantai ini menurut saya
kurang enak untuk dilihat. Warna pasir yang sebenarnya cokelat muda terlihat
kehitaman di sepanjang pantai entah karena kotor atau memang ada faktor lain.
Selain itu, di pantai ini ada banyak tukang jualan mainan, topi, gelang, atau
aksesori lain. Namun, mereka nggak dibolehkan masuk ke dalam Woobar.
Makanan yang
ditawarkan Woobar ternyata cukup variatif. Kita bisa mencoba tapas, pizza, tacos, burger, sampai berbagai dessert. Untuk minuman, pilihan yang
ditawarkan juga nggak kalah variatif. Tapi, karena nggak minum alkohol, saya memilih
Ice Chocolate seharga Rp75.000
Photos by
Amadea
kak jadi kalau berenang aja gak bayar lagi ya ? kalau pinjam handuknya baru bayar ?
ReplyDelete