Saya masih ingat, Indonesia sempat
dihebohkan dengan Barack Obama pada Juni 2017 lalu. Berita-berita di berbagai
media kompak membahas Presiden Amerika Serikat ke-44 tersebut karena
kedatangannya ke Yogyakarta untuk berlibur. Keponakan saya yang umurnya baru
tujuh tahun sampai bingung dan tanya ke saya, ‘Siapa, sih, kakek-kakek yang
pakai kacamata itu? Kok dia ada terus di berita?’.
Setelah menyelesaikan tugas sebagai
kepala negara, Obama memang terdengar banyak mengisi waktunya dengan berlibur.
Destinasi wisata yang saat itu kabarnya akan dikunjungi Obama dan keluarga di
Yogyakarta di antaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Tebing Breksi.
Saya tentu nggak heran dengan dua tempat pertama karena memang keduanya sudah
jadi destinasi legendaris yang wajib dikunjungi turis asing. Tapi, tempat yang
terakhir ini cukup mengundang perhatian.
Untunglah, memenuhi rasa penasaran akan
Tebing Breksi nggak perlu bingung. Tempat ini buka setiap hari pukul
05.00-18.00 WIB. Lokasinya nggak jauh dari Candi Ijo. Tebing Breksi menempati
Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Tebing Breksi ternyata bisa jadi solusi
buat kita yang ingin berwisata dengan biaya terjangkau. Waktu itu kami nggak
diminta untuk membayar biaya masuk, tetapi kami bisa memberikan sumbangan
secara sukarela untuk pengelolaan tempatnya. Sementara, parkir mobil memerlukan
biaya Rp5.000 dan motor memerlukan biaya Rp2.000.
Tempat duduk-duduk santai di sekitar
tebing
Dari namanya saja, kita sudah bisa
menebak kalau keunggulan Tebing Breksi ialah keindahan tebingnya yang menjulang
tinggi. Tebing-tebing yang ada di tempat ini kabarnya sudah ada sejak jutaan
tahun lalu. Sempat dimanfaatkan sebagai lokasi penambangan batu, Tebing Breksi
kemudian dibuka sebagai tempat wisata oleh pemerintah setempat pada tahun 2015
lalu.
Bekas lokasi penambangan batu ini nggak
ditawarkan dengan kondisi seadanya untuk turis. Di beberapa sisi bongkahan
tebing, kita bisa melihat pahatan-pahatan berbentuk wayang dan naga hasil karya
para seniman lokal. Mungkin pahatan-pahatan seperti ini akan semakin banyak memenuhi
sisi tebing karena saya sempat melihat tanda-tanda akan dibuatnya pahatan baru.
Kalau saya nggak salah informasi,
Tebing Breksi merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran
di Kabupaten Gunung Kidul. Keunikannya membuat tempat ini sengaja dilestarikan
dengan cara menyulap lokasi penambangan menjadi tempat wisata.
Agar lebih leluasa menikmati suasana
sekitar tebing, kita bisa naik ke puncak tebing menggunakan tangga yang sudah
disediakan. Saya sendiri sebenarnya sempat skeptis untuk menginjakkan kaki di
puncak karena khawatir perjalanannya nggak bersahabat seperti berusaha mencapai
Nyang Nyang Beach di Bali beberapa waktu lalu. Tapi, jumlah anak tangga yang
ada di Tebing Breksi ternyata jauh sekali dari kata ‘melelahkan’.
Sekeliling puncak tebing sengaja
dilengkapi pengelola dengan tali dan besi pengaman supaya kita bebas menikmati
tebing. Hal yang paling bikin saya senang, dari puncak ini kita disuguhi
pemandangan kota Yogyakarta dengan Gunung Merapi, Candi Prambanan, dan
candi-candi lainnya.
Pemandangan Gunung Merapi dari puncak
tebing
Buka sampai
pukul 6 sore artinya Tebing Breksi cocok dituju untuk mengejar matahari
terbenam. Baik dari puncak maupun bagian bawah tebing, keduanya bisa jadi spot untuk melihat detik-detik
tenggelamnya matahari.
Photos by
Amadea
No comments:
Post a Comment