Puas mendatangi Jurang Tembelan dan
Seribu Batu Songgo Langit, nggak ada salahnya mampir ke Hutan Pinus Mangunan. Apalagi
lokasi ketiga tempat ini terhitung sangat berdekatan bila dijangkau dengan
kendaraan bermotor. Jarak Jurang Tembelan-Seribu Batu Songgo Langit hanya
sekitar satu kilometer, lalu Seribu Batu Songgo Langit-Hutan Pinus Mangunan
hanya sekitar 750 meter.
Namun, bagaimana cara mencapai Hutan
Pinus Mangunan dari pusat kota? Kita bisa mencoba rute ke arah Terminal
Yogyakarta, Jalan Imogiri Timur, Situs Makam Raja-raja Imogiri, dan terakhir
tiba di kawasan Mangunan. Nggak sulit menemukan tempat ini karena saya lihat
sudah banyak sekali petunjuk jalan yang disediakan.
Banyak orang menyebut ‘Hutan Pinus
Mangunan’ sebagai ‘Hutan Pinus Imogiri’ karena lokasinya masih searah dengan
Situs Makam Raja-raja Imogiri. Padahal, dari segi administratif, hutan ini masih
termasuk bagian dari Mangunan. Saya sendiri dulunya sempat berpikir kalau Hutan
Pinus Mangunan dan Hutan Pinus Imogiri merupakan dua hutan yang berbeda. Setelah
tahu keduanya hanyalah satu hutan yang sama, saya jadi sadar kalau sebenarnya
saya sudah dua kali ke tempat ini.
Hutan Pinus Mangunan memberlakukan jam buka pukul 06.00-18.00 WIB. Biaya tiket masuk yang dipatok ternyata
nggak kalah dari Jurang Tembelan dan Seribu Batu Songgo Langit. Saya hanya
diminta membayar tiket masuk sebesar Rp2.500 per orang dan parkir mobil sebesar
Rp10.000.
Hutan Pinus
Mangunan memiliki luas 500 hektare. Lahan sebesar ini menjadi tempat berdirinya
ribuan pohon berbagai jenis. Mulai dari pinus, yang menjadi keunggulannya,
sampai jenis-jenis lain seperti akasia, kayu putih, kemiri, dan mahoni. Berada
di sini membuat saya seperti ada dalam salah satu scene film Hollywood.
Pine cone yang terlihat cantik di genggaman tangan
Percaya atau
nggak, hutan yang kondisinya sekarang sudah secantik ini ternyata pernah berupa
hamparan tanah tandus. Eksploitasi kayu secara besar-besaran membuat tempat ini
nggak layak dipandang mata. Untunglah, pemerintah memutuskan untuk mengadakan
reboisasi di hamparan tanah tersebut.
Walaupun sudah kembali
ditanami pepohonan, Hutan Pinus Mangunan awalnya tentu belum seperti sekarang.
Saya nggak butuh waktu lama untuk berkeliling saat pertama kali ke sini karena
memang belum banyak yang bisa dilihat selain pepohonan. Saya pun excited karena terakhir ke sini
mendapati adanya taman bunga.
Taman yang
penuh dengan bunga celosia ini
terletak di bagian atas Hutan Pinus Mangunan. Letaknya yang kurang terlihat
dari bawah membuat saya nyaris kecewa kalau-kalau saya melewatkan taman ini. Di
sini, kita nggak perlu khawatir lelah. Hutan Pinus Mangunan menyediakan banyak
meja dan bangku kayu untuk beristirahat sejenak.
Di samping celosia berwarna kuning, saya juga
menemukan bunga-bunga sejenis yang berwarna merah. Kesemua bunga-bunganya
sukses membuat saya merasa seperti ada dalam sebuah lukisan. Bagi yang tertarik
membawa pulang, tanaman bunga celosia
ini bisa dibeli di dekat pintu keluar Hutan Pinus Mangunan. Tapi, sebaiknya
tanyakan terlebih dulu hal-hal yang diperlukan untuk menanamnya, mengingat
kondisi hutan pinus sangat berbeda dengan kondisi tengah kota.
Belum sempat mengambil
foto dari gardu pandang di Jurang Tembelan? Kita bisa mencobanya di Hutan Pinus
Mangunan. Selain itu, hutan ini punya fasilitas lain seperti panggung
pertunjukan, toilet, musholla, dan beberapa warung makan.
Photos by
Amadea
No comments:
Post a Comment