Terangnya Alun-alun Kidul Saat Malam



Waktu saya kecil, saya tahunya cuma ada satu alun-alun di Yogyakarta. Kalaupun ada namanya, mungkin namanya ya hanya Alun-alun Yogya saja. Tapi ternyata, faktanya jelas nggak sependek pemahaman saya.

Alun-alun ramai yang sering dijadikan tempat wisata di Yogya disebut Alun-alun Kidul. Selidik punya selidik, kidul sendiri berarti ‘selatan’ dalam bahasa Indonesia. Disebut demikian karena alun-alun di Yogya bukan cuma ada Alun-alun Kidul saja. Di Yogya pun ada Alun-alun Utara.


Memiliki pohon beringin kembar di bagian tengah nggak lantas menjadikan suasana Alun-alun Kidul terasa mencekam. Sebaliknya, alun-alun begitu ramai pada malam hari. Sepeda hias dengan lampu berwarna-warni berperan sebagai penyumbang terangnya alun-alun.




Menariknya, dari jauh sepeda-sepeda ini terlihat sebagai mobil Volkswagen (VW). Namun, begitu dilihat dari dekat, mobil VW ini ternyata sepeda yang perlu dikayuh oleh penggunanya. Sebenarnya, saya juga sempat melihat sepeda-sepeda yang nggak berbentuk mobil VW, hanya saja jumlahnya nggak sebanyak sepeda berbentuk mobil asal Jerman ini.



Sepeda-sepeda ini tentunya disewakan untuk umum bagi pengunjung. Tarif sewanya bervariasi, tergantung dari kapasitas sepeda dan kemampuan tawar-menawar penyewa sepeda. Untuk bisa mengayuh sepeda dengan kapasitas tujuh orang, saat itu kami dikenakan tarif sebesar Rp40.000. Dengan tarif tersebut, kami punya kesempatan memutari alun-alun sebanyak dua kali.


No comments:

Post a Comment