Kunjungan kami ke Candi Banyunibo
setelah ikut Merapi Lava Tour bisa dibilang nggak disengaja. Tujuan awal kami
sebenarnya mengunjungi situs Keraton Ratu Boko. Begitu dekat situs tersebut, ternyata
bapak saya penasaran dengan candi-candi lain di dekatnya yang jarang dijadikan
pilihan oleh turis. Jadilah kami mampir sejenak ke Candi Banyunibo.
Kalau penasaran dengan Candi Banyunibo,
kita bisa menuju Dusun Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman. Candi ini masih terletak satu kelurahan dengan Keraton Ratu
Boko karena memang jarak keduanya hanya sekitar 1,6 km. Hal yang saya suka dari
lokasinya adalah candi ini berada di tengah-tengah persawahan.
Nah, untuk masuk ke dalam candi ini, sebenarnya dikenakan
biaya retribusi Rp5.000 per orang. Tapi, waktu kami datang, pagar utama candi
dalam keadaan terkunci dan kami dibolehkan masuk oleh petugas tanpa membayar
sepeser pun. Kebetulan waktu itu kami datang saat sudah jam 4 sore dan mungkin
candi akan segera ditutup.
Candi-candi yang ada di komplek percandian ini sendiri awalnya ditemukan dalam keadaan runtuh pada tahun 1940
silam. Reruntuhan kemudian dipugar dan pemugarannya baru selesai pada tahun
1978.
Di Candi Banyunibo, terdapat
tujuh candi. Satu buah candi induk, tiga buah candi perwara selatan, dan tiga
buah candi perwara timur. Candi induknya lah yang masih bisa kita lihat dalam
kondisi berdiri tegak. Sementara, candi-candi perwaranya dibiarkan dalam
kondisi reruntuhan. Barangkali ada bagian-bagiannya yang hilang dan nggak bisa
disusun kembali.
Candi Banyunibo
ternyata merupakan candi Buddha. Hal ini terlihat dari bagian luar atap candi
yang memiliki stupa sebagai ciri khas agama buddha.
Sayangnya, saat
masuk ke dalam, saya nggak menemukan arca apapun. Padahal, di bagian tengahnya,
terlihat ruang untuk menempatkan arca.
Bagian dalam atap candi
Secara
keseluruhan, kompleks percandian Banyunibo memang termasuk kecil dibandingkan
dengan Candi Prambanan atau Keraton Ratu Boko yang ada di dekatnya. Tapi, menurut
saya, candi ini perlu dikunjungi oleh siapapun yang hobi mengambil foto. Lingkungan
candinya sangat sepi dan memudahkan kita untuk mengambil foto dengan leluasa.
Kalau punya hobi memanah, bisa juga datang ke sini untuk menyalurkan hobinya di
tempat olahraga panahan tepat di samping kompleks percandian.
Photos by
Amadea
No comments:
Post a Comment